Pada tahun 1912, indeks Scoville Heat Units (SHU) diperkenalkan untuk mengukur tingkat kepedasan cabai. Untuk detail tentang metode pengukuran spesifik, silakan merujuk ke tweet sebelumnya.
Penilaian kepedasan SHU melalui selera manusia pada dasarnya bersifat subjektif dan kurang presisi. Oleh karena itu, pada tahun 1985, American Spice Trade Association mengadopsi metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) untuk meningkatkan akurasi pengukuran kepedasan cabai. Satuan kepedasan, yang dikenal sebagai ppmH, menunjukkan bagian per juta Panas per juta kepedasan.
HPLC, singkatan dari kromatografi cair kinerja tinggi, melibatkan pemisahan dan analisis senyawa dalam campuran cairan.
Penelitian mengungkapkan bahwa rasa pedas cabai berasal dari tujuh jenis capsaicin yang berbeda, dengan capsaicin dan dihydrocapsaicin sebagai jenis utama. Metode HPLC secara eksklusif mengukur kandungan kedua capsaicinoid tersebut. Ini menghitung jumlah tertimbang luasnya, membaginya dengan nilai luas reagen standar untuk mendapatkan nilai dalam ppmH.
Representasi visual yang menyertainya adalah diagram grafis yang dihasilkan oleh instrumen. Sumbu horizontal mewakili waktu retensi dalam metanol, dengan durasi pengujian 7 menit. Sumbu vertikal menggambarkan intensitas reaksi yang diukur.
Di dalam diagram:
- 'a' menunjukkan area puncak warna.
- 'b' melambangkan area puncak capsaicin, diapit oleh kurva dan garis dasar (ditunjukkan dengan garis putus-putus).
- 'c' menandakan area puncak dihydrocapsaicin, diapit oleh kurva dan garis dasar (digambarkan dengan garis putus-putus).
Untuk memastikan standardisasi, area puncak harus diperoleh dan diukur menggunakan reagen standar. Nilai ppmH yang dihitung kemudian dikalikan 15 untuk mendapatkan SHU kepedasan yang sesuai. Pendekatan komprehensif ini memastikan evaluasi kepedasan cabai lebih tepat dan terstandarisasi.